Jumat, 07 Mei 2010

JENIS-JENIS KEJAHATAN DI INTERNET

1 1. CARDING


Carding adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain, yang diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di internet. Sebutan pelakunya adalah “carder”. Sebutan lain untuk kejahatan jenis ini adalah cyberfroud alias penipuan di dunia maya. Menurut riset Clear Commerce Inc, perusahaan teknologi informasi yang berbasis di
Texas – AS , Indonesia memiliki “carder” terbanyak kedua di dunia setelah Ukrania. Sebanyak 20 persen transaksi melalui internet dari Indonesia adalah hasil carding. Akibatnya, banyak situs belanja online yang memblokir IP atau internet protocol (alamat komputer internet) asal Indonesia. Kalau kita belanja online, formulir pembelian online shop tidak mencantumkan nama negara Indonesia. Artinya konsumen Indonesia tidak diperbolehkan belanja di situs itu.

Menurut pengamatan ICT Watch, lembaga yang mengamati dunia internet di
Indonesia, para carder kini beroperasi semakin jauh, dengan melakukan penipuan melalui ruang-ruang chatting di mIRC. Caranya para carder menawarkan barang-barang seolah-olah hasil carding-nya dengan harga murah di channel. Misalnya, laptop dijual seharga Rp 1.000.000. Setelah ada yang berminat, carder meminta pembeli mengirim uang ke rekeningnya. Uang didapat, tapi barang tak pernah dikirimkan.

2 2. HACKING


Hacking adalah kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain. Hacker adalah orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan membaca program tertentu, dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya. “Hacker” memiliki wajah ganda; ada yang budiman ada yang pencoleng. “Hacker” budiman memberi tahu kepada programer yang komputernya diterobos, akan adanya kelemahan-kelemahan pada program yang dibuat, sehingga bisa “bocor”, agar segera diperbaiki. Sedangkan, hacker pencoleng, menerobos program orang lain untuk merusak dan mencuri datanya.

3. CRACKING

Cracking adalah hacking untuk tujuan jahat. Sebutan untuk “cracker” adalah “hacker” bertopi hitam (black hat hacker). Berbeda dengan “carder” yang hanya mengintip kartu kredit, “cracker” mengintip simpanan para nasabah di berbagai bank atau pusat data sensitif lainnya untuk keuntungan diri sendiri. Meski sama-sama menerobos keamanan komputer orang lain, “hacker” lebih fokus pada prosesnya. Sedangkan “cracker” lebih fokus untuk menikmati hasilnya. Kasus kemarin, FBI bekerja sama dengan polisi Belanda dan polisi Australia menangkap seorang cracker remaja yang telah menerobos 50 ribu komputer dan mengintip 1,3 juta rekening berbagai bank di dunia. Dengan aksinya, “cracker” bernama Owen Thor Walker itu telah meraup uang sebanyak Rp1,8 triliun. “Cracker” 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu tertangkap setelah aktivitas kriminalnya di dunia maya diselidiki sejak 2006.

4. DEFACING

Defacing adalah kegiatan mengubah halaman situs/website pihak lain, seperti yang terjadi pada situs Menkominfo dan Partai Golkar, BI baru-baru ini dan situs KPU saat pemilu 2004 lalu. Tindakan deface ada yang semata-mata iseng, unjuk kebolehan, pamer kemampuan membuat program, tapi ada juga yang jahat, untuk mencuri data dan dijual kepada pihak lain.

5. PHISING

Phising adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user) agar mau memberikan informasi data diri pemakai (username) dan kata sandinya (password) pada suatu website yang sudah di-deface. Phising biasanya diarahkan kepada pengguna online banking. Isian data pemakai dan password yang vital yang telah dikirim akhirnya akan menjadi milik penjahat tersebut dan digunakan untuk belanja dengan kartu kredit atau uang rekening milik korbannya.

6. SPAMMING

Spamming adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (e-mail) yang tak dikehendaki. Spam sering disebut juga sebagai bulk email atau junk e-mail alias “sampah”. Meski demikian, banyak yang terkena dan menjadi korbannya. Yang paling banyak adalah pengiriman e-mail dapat hadiah, lotere, atau orang yang mengaku punya rekening di bank di Afrika atau Timur Tengah, minta bantuan “netters” untuk mencairkan, dengan janji bagi hasil. Kemudian korban diminta nomor rekeningnya, dan mengirim uang/dana sebagai pemancing, tentunya dalam mata uang dolar AS, dan belakangan tak ada kabarnya lagi. Seorang rector universitas swasta di Indonesia pernah diberitakan tertipu hingga Rp1 miliar dalam karena spaming seperti ini.

7. MALWARE

Malware adalah program komputer yang mencari kelemahan dari suatu software. Umumnya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atau operating system. Malware terdiri dari berbagai macam, yaitu: virus, worm, trojan horse, adware, browser hijacker, dll. Di pasaran alat-alat komputer dan toko perangkat lunak (software) memang telah tersedia antispam dan anti virus, dan anti malware. Meski demikian, bagi yang tak waspadai selalu ada yang kena. Karena pembuat virus dan malware umumnya terus kreatif dan produktif dalam membuat program untuk mengerjai korban-korbannya.

Minggu, 02 Mei 2010

Cara nambahin SEO Stats di Blogmu

Cara tambahin SEO Stats di Blogmu...
Caranya kamu tinggal masukin site URL Blogmu terus di Submit,,tunggu Loadingnya...
Setelah itu kamu bakalan dapet codenya...

Kemudian kamu tinggal masukin code tadi ke HTML/Java Script di Blogmu...
Atau kalo mau lebih jelasnya klik aja di www.mypagerank.net/service_seostats_index

Kamis, 29 April 2010

Class IP

Dalam IP address dikenal 5 kelas yakni kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E.

Semua itu didesain untuk kebutuhan jenis-jenis organisasi.

GAMBAR: Class IP Address

GAMBAR: Class IP Address

Kelas A

Jika bit pertama dari IP Address adalah 0, address merupakan network kelas A. Bit ini dan 7 bit berikutnya (8 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 24 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian hanya ada 128 network kelas A, yakni dari nomor 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx, tetapi setiap network dapat menampung lebih dari 16 juta (256^3) host (xxx adalah variabel, nilainya dari 0 s/d 255). Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR: Struktur IP Class A

GAMBAR: Struktur IP Class A

Kelas B

Jika 2 bit pertama dari IP Address adalah 10, address merupakan network kelas B. Dua bit ini dan 14 bit berikutnya (16 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 16 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat lebih dari 16 ribu network kelas B (64 x 256), yakni dari network 128.0.xxx.xxx – 191.255.xxx.xxx. Setiap network kelas B mampu menampung lebih dari 65 ribu host (256^2). Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR: Struktur IP Address Class B

GAMBAR: Struktur IP Address Class B

Kelas C

Jika 3 bit pertama dari IP Address adalah 110, address merupakan network kelas C. Tiga bit ini dan 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 8 bit terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat lebih dari 2 juta network kelas C (32 x 256 x 256), yakni dari nomor 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx. Setiap network kelas C hanya mampu menampung sekitar 256 host. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR: Struktur IP Address Class C

GAMBAR: Struktur IP Address Class C

Selain ke tiga kelas di atas, ada 2 kelas lagi yang ditujukan untuk pemakaian khusus, yakni kelas D dan kelas E.

Kelas D

Khusus kelas D ini digunakan untuk tujuan multicasting. Dalam kelas ini tidak lagi dibahas mengenai netid dan hostid. Jika 4 bit pertama adalah 1110, IP Address merupakan kelas D yang digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network). Salah satu penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone (MBone).

Kelas E

Kelas terakhir adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh kelas). Pemakaiannya dicadangkan untuk kegiatan eksperimental. Juga tidak ada dikenal netid dan hostid di sini.

Secara keseluruhan penentuan kelas dapat dilihat di Gambar berikut.

GAMBAR: Kelas-Kelas Dengan Menggunakan Notasi Desimal

GAMBAR: Kelas-Kelas Dengan Menggunakan Notasi Desimal

Address Khusus

Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah :

  • Network Address. Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.9.35. Tanpa memakai subnet, network address dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (167.205) untuk menentukan kemana paket tersebut harus dikirimkan. Contoh untuk kelas C, network address untuk IP address 202.152.1.250 adalah 202.152.1.0. Analogi yang baik untuk menjelaskan fungsi network address ini adalah dalam pengolahan surat pada kantor pos. Petugas penyortir surat pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut. Pekerjaan “routing” surat-surat menjadi lebih cepat. Demikian juga halnya dengan router di Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data.
  • Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada pada networknya? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki address broadcast yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima paket : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Address broadcast diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
  • Netmask. adalah address yang digunakan untuk melakukan masking/filter pada proses pembentukan routing supaya kita cukup memperhatikan beberapa bit saja dari total 32 bit IP Address. Artinya dengan menggunakan netmask tidak perlu kita memperhatikan seluruh (32 bit) IP address untuk menentukan routing, akan tetapi cukup beberapa buah saja dari IP address yg kita perlu perhatikan untuk menentukan kemana packet tersebut dikirim.

Beberapa bagian alamat dalam kelas A, B dan C digunakan untuk alamat khusus (lihat tabel berikut).

TABEL: Alamat Khusus

Alamat khusus

Net-ID

Host-ID

Asal atau Tujuan

Alamat network

Spesifik

0 semua

Tidak ada

Alamat broadcast langsung

Spesifik

1 semua

Tujuan

Alamat broadcast terbatas

1 semua

1 semua

Tujuan

Host dalam network/jaringan

0 semua

0 semua

Asal

Host spesifik dalam jaringan

0 semua

Spesifik

Tujuan

Alamat loopback

127

Sembarang

Tujuan

Catatan:

Kaitan antara host address, network address, broadcast address & network mask sangat erat sekali – semua dapat dihitung dengan mudah jika kita cukup paham mengenai bilangan Biner. Jika kita ingin secara serius mengoperasikan sebuah jaringan komputer menggunakan teknologi TCP/IP & Internet, adalah mutlak bagi kita untuk menguasai konsep IP address tersebut. Konsep IP address sangat penting artinya bagi routing jaringan Internet. Kemampuan untuk membagi jaringan dalam subnet IP address penting artinya untuk memperoleh routing yang sangat effisien & tidak membebani router-router yang ada di Internet. Mudah-mudahan tulisan awal ini dapat membuka sedikit tentang teknologi / konsep yang ada di dalam Internet.


Sumber : http://teknik-informatika.com/class-ip/

User Datagram Protocol (UDP)

TCP merupakan protokol berorientasi connection. Ada kalanya dimana protokol berorientasi connectionless dibutuhkan, makanya UDP digunaka. UDP digunakan untuk trivial file transfer protocol (TFTP) dan remote call procedure (RCP). Komunikasi connectionless tidak mendukung reliabilitas, artinya tidak ada informasi yang yang diterima oleh mesin pengirim yang mengindikasikan data diterima oleh mesin penerima dengan benar. Protokol connctionless juga tidak memiliki kemampuan untuk melakukan recover terhadap data yang mengalami error. UDP lebih sederhana dinbanding TCP. UDP berhubungan langsung dengan IP tanpa adanya mekanisme flow control dan error-recovery.

Header message UDP lebih sederhana dibandingkan TCP. Sebagaimana terlihat pada gambar 6.10. Field padding dapat ditambahkan ke datagram untuk memastikan bahwa message terdiri atas multiple 16-bit.

GAMBAR: Header UDP

GAMBAR: Header UDP

Field-fieldnya adalah sebagai berikut:

  • Source port: field optional dengan nomor port. Jika tidak ada nomor port yang ditentukan, field tersebut diset menjadi 0.
  • Destination port: nomor port mesin tujuan.
  • Length: panjang datagram, termasuk header dan data.
  • Checksum: field dengan 16-bit komplement satu dari jumlah komplemen satu dari datagram, termasuk pseudoheadewr yang sama dengan TCP.

Field checksum pada UDP hanya merupakan optional, tetapi jika tidak digunakan, maka tidak akan ada checksum pada segmen data karena checksum IP hanya digunakan pada header IP. Jika checksum tidak digunakan, field ini akan diset menjadi 0.

UDP adalah protokol transport yang digunakan secara luas pada lapisan di atas IP. Seperti TCP, UDP menggunakan port dan menyediakan konektivitas end-to-end antara aplikasi client dan server. UDP merupakan protokol yang kecil dan efisien. Tetapi, berbeda dengan TCP, UDP tidak menjamin pengiriman – aplikasi harus mengimplementasikan mekanisme error recovery-nya sendiri — jika memerlukan mekanisme tersebut. Hal ini membuatnya cocok untuk beberapa aplikasi, tetapi tidak untuk beberapa yang lain.

Dalam beberapa hal, UDP mirip dengan TCP :

  • UDP adalah protokol transport : UDP hanya berhubungan dengan komunikasi antara dua end point (misalnya aplikasi client pada mesin Anda, dan aplikasi server pada mesin remote). Intermediate router tidak berhubungan dengan data UDP dalam paket yang dikirimkannya – router hanya beroperasi pada layer IP atau network lower-down.
  • UDP menggunakan port untuk membedakan antara trafic dari banyak aplikasi UDP pada mesin yang sama, dan untuk mengirim paket yang tepat ke aplikasi yang sesuai (ini disebut demultiplexing). UDP dan port-nya menyediakan interface antara program aplikasi dan layar networking IP.
GAMBAR: Operasi pada Layer Network Lower-Down

GAMBAR: Operasi pada Layer Network Lower-Down

UDP berbeda dari TCP dalam beberapa hal penting, karena:

  • UDP adalah “datagram oriented”, TCP adalah “session-oriented”. Datagram adalah paket informasi self-contained; UDP berhubungan dengan datagram atau paket individu yang dikirim dari client ke server, atau sebaliknya.
  • UDP adalah connectionless. Client tidak membangun koneksi ke server sebelum mengirim data – client hanya mengirim data secara langsung.
  • UDP “tidak andal” dalam pengertian jaringan formal :
    • Paket dapat hilang. UDP tidak dapat mendeteksinya.
    • ­Program aplikasi – client atau server – (sebagai kebalikan TCP/IP stack sendiri) harus mendeteksi paket yang hilang dan menangani transmisi ulang, dan lain-lain. Aplikasi sering menunggu hingga timeout habis, dan kemudian mencoba lagi.
    • ­Paket dapat mengalami kerusakan. Paket UDP berisi checksum semua data dalam paket. Checksum ini memungkinkan UDP mendeteksi kapan suatu paket mengalami kerusakan. Jika hal ini terjadi, maka paket tersebut dikeluarkan, dan sebagaimana biasa aplikasi-lah yang harus mendeteksi hal ini dan melakukan transmisi ulang sepenuhnya.
    • ­Operasi checksum ini dapat dihentikan, dan beberapa aplikasi melakukannya untuk alasan unjuk kerja. Akan tetapi hal ini dapat berarti paket yang rusak tidak terdeteksi atau layer aplikasi harus melakukan pemeriksaan integritas data sendiri, hal ini merupakan false economy (penghematan finansial yang sebenarnya menuju pada pengeluaran yang lebih besar)
    • ­Karena UDP adalah datagram-oriented dan pada level protokol setiap paket berdiri sendiri, maka UDP tidak memiliki konsep paket sesuai urutan, yang selanjutnya berarti tidak memerlukan nomor urut pada paket tersebut.
    • ­Sejak pertama kali dikembangkan, TCP telah dilengkapi dengan mekanisme yang sangat canggih untuk mengendalikan kecepatan aliran dalam koneksinya, untuk menghindari kemacetan dan kehilangan paket yang berlebihan. Karena UDP hanya mengirim paket tunggal, yang berdiri sendiri, maka UDP tidak memerlukan mekanisme kontrol yang rumit. Hal ini membuat UDP lebih mudah dan lebih kecil (dalam baris data dan memori) untuk diimplementasikan, tetapi juga membuatnya tidak cocok untuk sejumlah besar data.

Jika suatu aplikasi diimplementasikan menggunakan UDP, bukannya TCP, maka aplikasi tersebut harus memiliki sendiri deteksi paket-hilang, retry, dan lain sebaginya.

UDP mewarisi sifat IP, yaitu connectionless dan tidak andal. UDP sebagai layer transport sangat tipis di atas IP untuk memberikan akses aplikasi ke fasilitas networking dasar IP, tanpa menambahkan fungsionalitas tambahan yang sangat banyak selain port dan checksum. (sebaliknya, TCP juga merupakan layer transport tetapi tidak melakukan banyak hal selain komunikasi paket IP dasar)

Pada kehidupan sehari-hari UDP dianalogikan seperti proses pengiriman pesan pada alat komunikasi telepon selular dengan menggunakan fasilitas SMS (Short Messsage Service) dimana kita tidak harus selalu berada ditempat untuk menunggu pesan karena pesan yang dikirim melalui fasilitas SMS akan sampai sekalipun telepon selular itu tidak diaktifkan. Sedang TCP dianalogikan seperti proses komunikasi langsung pada telepon dimana kita harus berada ditempat untuk menjawab langsung telepon dari seseorang yang berada ditempat lain.


Sumber : http://teknik-informatika.com/user-datagram-protocol/

Rabu, 28 April 2010

Local Area Network Asynchronous Transfer Mode (LAN ATM)

Asynchronous Transfer Mode adalah suatu nama teknologi jaringan berkecepatan tinggi yang connection–oriented yang sudah banyak digunakan baik dalam Local Area Network (LAN) maupun Wide Area Network (WAN). Yang dimaksud dengan jaringan berkecepatan tinggi saat ini adalah jaringan yang beroperasi pada kecepatan 100 Mbps atau lebih. ATM dapat men-switch data pada kecepatan gigabit(1000 Mbps). Tentu saja kecepatan yang tinggi tersebut membutuhkan peralatan yang kompleks dan rumit, karena itu jaringan ATM lebih mahal dibandingkan dengan teknologi lain.

Untuk mencapai kecepatan transfer yang tinggi, sebuah jaringan ATM menggunakan perangkat keras dan tehnik perangkat lunak yang spesial, yaitu :

  1. Sebuah jaringan ATM memiliki satu atau lebih switch berkecepatan tinggi, yang terhubung ke host-host komputer atau switch-switch ATM lainnya.
  2. ATM menggunakan fiber optikal untuk koneksi, termasuk koneksi dari host komputer ke ATM switch, yang menyediakan transfer rate yang lebih tinggi dibanding kabel tembaga. Biasanya koneksi antara host komputer dengan ATM switch berkisar antara 100-155 Mbps.
  3. Layer terbawah pada jaringan ATM menggunakan fixed-size frame yang disebut cells. Karena tiap sel panjangnya sama, perangkat keras ATM switch dapat memproses sel-sel secara cepat.
GAMBAR (a) terjadi kegagalan pada primary ring, (b) Implementasi ring

GAMBAR (a) terjadi kegagalan pada primary ring, (b) Implementasi ring

Connection Oriented Networking dalam ATM

ATM berbeda dari jaringan packet-switching karena menawarkan layanan connection-oriented. Sebelum sebuah host komputer yang terhubung ke ATM dapat mengirim cells, host tersebut terlebih dahulu berinteraksi dengan switch untuk menentukan sebuah tujuan. Interaksi tersebut dapat dianalogikan seperti membentuk sambungan telepon. Host tersebut menspesifikasikan alamat remote komputer, dan menunggu ATM switch untuk mengontak sistem remote tersebut dan membentuk sebuah path. Jika komputer yang dituju (remote) menolak permintaan tersebut, tidak merespon, atau ATM switch tidak dapat menjangkaunya, permohonan untuk komunikasi tersebut gagal.

Ketika sebuah koneksi berhasil, ATMN switch lokal memilih sebuah identifier untuk koneksi tersebut, dan meneruskan identifier tersebut ke komputer host dengan sebuah pesan yang memberitahukan sukses ke host tersebut. Komputer host menggunakan identifier tadi ketika mengirim dan menerima cells.

Ketika selesai menggunakan koneksi, host kembali berkomunikasi dengan ATM switch untuk meminta pemutusan koneksi. Switch kemudian memutuskan kedua komputer. Pemutusan ini sama dengan pemutusan sambungan telepon di akhir sambungan telepon. Sesudah pemutusan, switch dapat menggunakan kembali identifier koneksi yang tadi.

Perangkat Keras ATM

Komponen dasar sebuah jaringan ATM adalah suatu special-purpose electronic switch yang dirancang untuk mentransfer data pada kecepatan yang sangat tinggi. Switch yang kecil biasanya dapat menghubungkan antara 16 dan 32 komputer. Untuk menyediakan komunikasi data pada kecepatan tinggi, setiap koneksi antara komputer dengan ATM switch menggunakan sepasang fiber optikal. Gambar berikut memperlihatkan koneksi antara komputer host dengan ATM switch.

GAMBAR (a) merupakan skema sebuah ATM switch dengan 4 buah komputer yang terhubung. (b) memperlihatkan detail dari setiap koneksi

GAMBAR (a) merupakan skema sebuah ATM switch dengan 4 buah komputer yang terhubung. (b) memperlihatkan detail dari setiap koneksi

Walaupun sebuah ATM switch memiliki kapasistas terbatas, banyak switch dapat dihubungkan untuk membangun jaringan yang lebih besar. Untuk menghubungkan komputer pada dua sisi ke dalam jaringan yang sama, sebuah switch dapat dipasang pada tiap sisi, dan kedua switch tersebut kemudian dapat dihubungkan. Koneksi antara dua switch agak berbeda dengan koneksi antara switch dengan host komputer. Koneksi antar switch dapat dilakukan pada kecepatan yang lebih tinggi dan dapat menggunakan protokol yang dimodifikasi. Gambar berikut mengilustrasikan topologi tersebut dan perbedaan antara sambungan antar jaringan atau Network to Network Interface (NNI), dan sambungan antara pengguna dengan jaringan atau User to Network Interface (UNI).

GAMBAR Jaringan Switch ATM

GAMBAR Jaringan Switch ATM

Gambar diatas memperlihatkan 3 buah ATM switch yang digabungkan membentuk sebuah jaringan besar. Meskipun antar muka NNI dirancang untuk digunakan antar switch, koneksi UNI dapat digunakan antar ATM switch dalam sebuah jaringan privat.

Walaupun arsitektur fisikal memperbolehkan sebuah jaringan ATM terdiri dari banyak switch, perangkat keras ATM menyediakan layanan sambungan komputer dengan suatu jaringan fisik. Komputer yang terhubung dalam jaringan ATM tidak perlu mengetahui struktur fisik dari jaringan sehingga jaringan ATM secara logis dapat dilihat sebagai berikut :

GAMBAR Model Logis Jaringan ATM

GAMBAR Model Logis Jaringan ATM

ATM Cell Transport

Pada level yang paling bawah, sebuah jaringan ATM menggunakan fixed-size frane yang disebut cells untuk membawa data. ATM membutuhkan semua sel berukuran sama karena dengan demikian memungkinakan untuk membuat perangkat keras untuk switching yang lebih cepat. Setiap sel ATM panjangnya 53 oktet, yang terdiri dari 5 oktet header dan 48 oktet data. Berikut format header sel :

TABEL Format Cell ATM

0

1

2

3

4

5

6

7

FLOW CONTROL

VPI (FIRST 4 BITS)

VPI (LAST 4 BITS)

VCI (FIRST 4 BITS)

VCI (MIDLE 8 BITS)

VCI (LAST 4 BITS)

PAYLOAD TYPE

PRIO

CYCLIC REDUNDANCY CHECK


Sumber : http://teknik-informatika.com/lan-atm/

Aplikasi Protokol TCP/IP (FTP-TFTP-Telnet-SMTP)

1. File Transfer Protocol (FTP)

FTP menggunakan protokol transport TCP untuk mengirimkan file. TCP dipakai sebagai protokol transport karena protokol ini memberikan garansi pengiriman dengan FTP yang dapat memungkinkan user mengakses file dan directory secara interaktif, diantaranya:

  • Melihat daftar file pada direktory remote dan lokal.
  • Menganti nama dan menghapus file
  • Transfer file dari host remote ke lokal (download)
  • Transfer file dari host lokal ke remote (upload)

2. Trivial File Transfer Protocol (TFTP)

File-transfer-protocol menggunakan TCP untuk mendapatkan komunikasi dalam jaringan yang dapat diandalkan. Jika jaringan sudah cukup dapat diandalkan, seperti umumnya pada jaringan LAN maka dapat dipergunakan file-transfer-protocol yang lebih sederhana, yaitu dapat digunakan user-datagram-protocol (UDP) untuk mendasari protocol transport (host-to-host). Sebagai contoh file-transfer-protocol yang menggunakan UDP adalah trivial-file-transfer-protocol (TFTP).

3. Terminal Emulation (TELNET)

Protokol TELNET dipakai untuk menyamai seperti terminal yang terkoneksi untuk host secara remote (berjauhan). Prinsip kerjanya menggunakan TCP sebagai protokol transport untuk mengirimkan informasi dari keyboard pada user menuju remote-host serta menampilkan informasi dari remote-host ke workstation pada user.

Untuk menjalankan proses TELNET maka digunakan komponen TELNET untuk client yang dijalankan pada workstation (user) dan server TELNET yang dijalankan pada host.

4. Mail Service (SMTP)

Komunikasi dengan e-mail mungkin saat ini merupakan salah satu aplikasi yang paling luas dipakai pada internet. Ada beberapa protokol yang dapat digunakan untuk melayani transfer e-mail, tetapi yang paling umum digunakan adalah Simplemail-transfer-protocol (SMTP).

SMTP mampu menangani pesan berupa teks kode ASCII yang akan dikirimkan kedalam kotak surat (mail-boxes) pada host TCP/IP yang telah ditentukan untuk melayani e-mail.


Mekanisme SMTP: dimana user yang ingin mengirimkan e-mail berinteraksi dengan mail-system lokal lewat komponen user agent (UA) pada mail-system. E-mail yang akan dikirim terlebih dahulu disimpan sementara dalam outgoing-mail-box, selanjutnya SMTP pengirim memproses e-mail pada yang dikumpulkan pada outgoing-mail-box secara periodik. Jika pengirim SMTP menemukan e-mail pada outging-mail-box, maka secara langsung akan membuat koneksi TCP dengan host yang dituju untuk mengirimkan e-mail. Penerima SMTP dalam proses sebagai tujuan yang harus meneima koneksi TCP, selanjutnya e-mail dikirim pada koneksi ini. Pada penerima SMTP ini e-mail disimpan dalam host tujuan pada masing-masing mail-box sesuai dengan alamat tujuan. Jika mail-box dengan nama yang tidak sesuai dengan nama mail-box yang ada pada host tujuan, maka email dikirim kembali yang menunjukkan mail-box tidak ada.


Alamat e-mail yang dipakai pada SMTP menggunakan standar RFC 882, dan informasi yang dikirim ditambahkan beberapa header yang sering disebut dengan “882 headers”. Contoh alamat e-mail misalnya :

fulan@yahoo.com teks sebelum simbol @ adalah nama mail-box, sedangkan teks sesudah simbol @ adalah nama host, jadi pada alamat e-mail fulan@yahoo.com berarti nama mail-box adalah fulan yang terdapat pada host yahoo.com. Jika mail-box menggunakan karakter atau simbol khusus (misalnya tanda %), maka nama mail-box diberikan untuk encoding khusus agar SMTP dapat menggunakan sebagai mailgateway.


Protokol SMTP menginginkan host tujuan yang akan menerima e-mail dalam keadaan on-line, jika tidak maka hubungan TCP dengan host tujuan tidak dapat dilakukan. Pada sistem jaringan komputer maka host SMTP selalu dalam keadaan on dan tersambung ke jaringan, sedangkan workstation yang berada pada user dapat berinteraksi dengan host SMTP untuk membaca atau mengirim e-mail menggunakan client/server-mail-protocol, contohnya post-office-protocol versi 3 sesuai yang dijabarkan dalam RFC 1460, atau yang sering disebut POP3.


Jika ingin mengirimkan e-mail lewat SMTP dengan informasi yang berisi bermacam-macam format data (tidak hanya teks saja) maka dapat digunakan sistem pengkodean agar data tersebut menjadi teks dengan program UUCODE, kemudian penerima SMTP yang menerima e-mail dapat mengkodekan kembali untuk merubah teks agar sesuai dengan format sebelumnya menggunakan program UUDECODE. Cara lain yang dapat dipakai untuk mengirimkan informasi non-teks adalah dengan menggunakan protokol Multipurpose-internet-mail-extension (MIME). MIME dijabarkan dalam RFC 1521, 1522 & 1563.


Pada saat ini untuk menggunakan fasilitas MIME tidak akan menyulitkan pemakai karena pada beberapa aplikasi e-mail telah dilengkapi dengan fasilitas pengkodean MIME, seperti pada aplikasi e-mail pada Netscape Composer, Microsoft Outlook, Eudora, dll.


Local Area Network (LAN)

Oleh Faisal Akib


GAMBAR: Local Area Network

GAMBAR: Local Area Network


Local Area Network (LAN) adalah sebuah sistem komunikasi data yang membolehkan sejumlah device atau komputer yang terangkai untuk berkomunikasi langsung satu sama lainnya. Di dalam LAN dikenal ada 3 macam arsitektur: Ethernet, token ring dan fiber distributed data interface (FDDI).

Arsitektur LAN

Arsitektur Jaringan terdiri dari pengkabelan, topologi, metoda akses dan format paket. Arsitektur yang umum digunakan dalam jaringan LAN adalah berbasis kabel elektrik, melalui perkembangan teknologi optik kini banyak digunakan juga serat kabel optik sebagai media alternatif beserta kelebihan dan kekurangannya.

Sistem pengkabelan telah dibahas pada Media Trasmisi Wired pada bagian ini akan dibahas arsitektur topologi, metode akses, dan format paket.


Arsitektur jaringan lahir pada masa kondisi transisi. ARCnet, Ethernet dan Token-Ring merupakan salah satu contoh arsitektur lama yang akan segera digantikan dengan arsitektur lain dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Arsitektur jaringan yang sekarang banyak dipakai, meskipun dianggap obsolute, mendukung transmisi mulai dari 2,5 Mbps untuk jaringan ARCnet, 10 Mbps Ethernet dan 16 Mbps untuk jaringan Token-Ring. Arsitektur Jaringan ini telah dikembangkan untuk kinerja yang lebih tinggi, pada jaringan ARCnet ditingkatkan menjadi ARCnet Plus 20Mbps dan Ethernet ditingkatkan menjadi 100 Mbps Fast Ethernet dan 1000 Mbps (1 Gbps) dengan nama Gigabit Ethernet.


Selain pengembangan yang sudah ada, juga mulai diimplementasikan arsitektur baru seperti serat optik atau Fiber Distributed Data Interface (FDDI) dan Asynchronous Transfer Mode (ATM). Teknologi terakhir untuk serat optik adalah Synchronous Optical Network (SONET).


Selain jaringan kabel tembaga dikenal juga jaringan nirkabel atau wireless. Jaringan nirkabel menggunakan sistem transmisi gelombang radio dan gelombang mikro (microwave). Serat optik mempunyai kelebihan yang sama dengan nirkabel dibandingkan jaringan kabel tembaga yaitu jangkauan jarak yang lebih jauh. Serat optik banyak dipakai untuk lintas pulau dan lintas negara yang lebih sering disebut kabel-laut, sedangkan nirkabel menggunakan komunikasi satelit. Kelemahan komunikasi satelit dibandingkan kabel-laut adalah komunikasi satelit mempunyai delay waktu yang lebih tinggi.


Di awal millenium ketiga ini kita sudah menikmati jaringan kabel, jaringan optik dan jaringan nirkabel radio. Mungkin suatu saat kita akan sempat menikmati teknologi baru selain ketiga teknologi jaringan di atas, semoga.


Sumber : http://teknik-informatika.com/local-area-network/